The beauty of nature and culture make Bali as a tourist paradise world. Art became one of the attractions for travelers, ranging from dance, sculpture, carving, also painting. For you lovers, sculpture and carving in wood and stone media would have been normal. However, did you enjoy art with bone material ?
Tampak Siring located in Gianyar – Bali, besides known as Tampak Siring Palace, also known as bone carving craft centers in Bali. From the skilled hands of the craftsman, various themes of works of art produced from animal bone material. Starting from bone waste utilization cattle and buffalo, the Tampak Siring’s artisans conjure up the waste into a variety of unique shapes and high value.
Bones are in use craft-mans ranging from fish bones, bones of cattle, buffalo, horns, until ivory. For them, the bones better than wood, because it has a different degree of hardness. And each piece of animal’s bone, has its own level of complexity.
Bone Carving Crafts motif should Innovative
Crafts bone in Bali during these days not booming like a few years ago. Many of the constraints faced by start of raw materials to design monotonous. Therefore, the need to innovate craft bone carving motifs. Business people argue that Bali artisans craft artificial bone actually very popular foreign and domestic markets. But, unfortunately, so many products offered on the market according to the buyer. Motif carvings and designs offered relatively little.
For bone craft market is generally from domestic and foreign travelers. Thus, the demand leading to a mini size, varied models, up to an affordable price. Constraints are craftsmen with her bones for carving motifs and designs. To meet the demand of foreign markets, in fact necessary to design creativity and carving varied. If it is met not rule Bali bone craft could boom back in the export market.
Keelokan alam dan budayanya menjadikan Pulau Bali sebagai salah satu surga wisata dunia. Kesenian menjadi salah satu daya tarik bagi pelancong, mulai dari seni tari, pahat, ukir, juga lukis. Bagi Anda pecinta, seni ukir dan pahat di media batu dan kayu tentu sudah biasa. Namun, pernahkah Anda menikmati seni dengan media tulang?
Tampak Siring terletak di Gianyar, Bali, selain dikenal dengan Istana Tampak Siring yang indah, juga dikenal sebagai sentra kerajinan ukir tulang di Bali. Dari tangan-tangan terampil para pengerajin, berbagai tema karya seni dihasilkan dari bahan tulang hewan.
Berawal dari pemanfaatan limbah tulang sapi dan kerbau, para pengerajin Tampak Siring menyulap limbah tersebut menjadi aneka bentuk yang unik dan bernilai jual tinggi.
Tulang yang di gunakan para perajin mulai dari tulang ikan, tulang sapi, kerbau, tanduk, hingga gading gajah. Bagi mereka, tulang lebih bagus dibanding kayu, karena memiliki tingkat kekerasan berbeda. Dan masing-masing bagian tulang hewan, memiliki tingkat kerumitan sendiri.
Motif Ukiran Kerajinan Tulang harus Inovatif
Kerajinan tulang di Bali selama ini geliatnya belum booming seperti beberapa tahun lalu. Banyak kendala dihadapi mulai bahan baku hingga desain yang terkesan monoton. Karena itu, kerajinan tulang perlu melakukan inovasi motif ukiran.
Para pelaku bisnis mengemukakan bahwa kerajinan tulang buatan perajin Bali sesungguhnya sangat digemari pasar mancanegara maupun domestik. Namun, sayangnya tidak begitu banyak produk yang ditawarkan di pasaran yang sesuai keinginan pembeli. Motif ukiran dan desain yang ditawarkan relatif sedikit.
Untuk pasar kerajinan tulang umumnya dari para wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan demikian, yang diminati mengarah ke ukuran mini, model variatif, hingga harga terjangkau.
Kendala pengerajin tulang selama ini adalah samanya motif ukiran dan desain. Untuk memenuhi permintaan pasar mancanegara, sesungguhnya diperlukan adanya kreativitas desain dan ukiran yang bervariasi. Jika itu terpenuhi tidak menutup kemungkinan kerajinan tulang Bali bisa booming kembali di pasar ekspor. [source : dari berbagai sumber]